Bagi beberapa orang, mungkin past future perfect tense sudah akrab di telinga. Namun tahukah kamu tentang tenses Bahasa Inggris yang satu ini?
Mungkin saja kamu pernah menjumpai kalimat ini dalam sebuah bacaan, akan tetapi tidak mengetahui bahwa kalimat tersebut menggunakan past future perfect.
Jika kamu belum cukup familiar dengan tenses ini, ada baiknya kamu mempelajarinya dari awal hingga kamu benar-benar paham dengan strukturnya.
Namun sebelum kita mempelajari lebih jauh, mari kita pahami definisi dan serba-serbi seputar past future perfect lebih dalam melalui ulasan di bawah ini.
Pengertian Past Future Perfect Tense
Past future perfect tense adalah sebuah bentuk kalimat yang digunakan untuk mengandaikan suatu kejadian. Dalam kehidupan, ada kalanya sesuatu yang telah kita rencanakan tidak dapat terlaksana karena adanya beberapa hal. Kalimat ini dapat kamu gunakan untuk mengekspresikan jika seandainya saja apa yang kamu rencanakan dapat terlaksana.
Dengan kata lain, kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan sebuah kemungkinan yang bisa saja terjadi di masa lampau, akan tetapi pada kenyataannya belum terlaksana atau belum terbukti di masa kini (present).
Rumus Past Future Perfect Tense
Diatas tadi sudah kami jabarkan dan jelaskan tentang pengertian past future perfect. Nah, untuk pembahasan selanjutnya yaitu mengenai rumus past future perfect. Rumus dari past future perfect akan sangat berbeda dengan rumus pada contoh future perfect tense.
Kalimat ini memiliki struktur yang mudah sekali untuk kamu pahami. Pada dasarnya, ada tiga jenis struktur, yaitu kalimat positif (positive sentence), kalimat negatif (negative sentence), dan kalimat interogatif (interrogative sentence). Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjabarannya berikut ini.
Rumus Bentuk Kalimat Positif
Past future perfect disusun dari Subjek yang bertemu dengan would/should, auxiliary “have” dan past participle. Pada kalimat ini, subjek yang kamu gunakan bebas, bisa saja He, She, It, You, They, We maupun nama.
Hal itu tidak mempengaruhi penggunaan auxiliary “have” pada struktur kalimatnya. Sehingga, auxiliary yang digunakan tetap “have”, bukan “has” terlepas dari subjek plural maupun single. Jika dituliskan dengan ringkas yaitu:
Subject + would/should + have + past participle (verb 3)
Contoh kalimat:
He should have been happy. (Dia seharusnya sudah bahagia.)
She would have become a singer. (Dia seharusnya sudah menjadi seorang penyanyi.)
Alex should have worked for his father. (Alex seharusnya sudah bekerja untuk ayahnya.)
Rumus Bentuk Kalimat Negatif
Kalimat ini juga bisa digunakan untuk mengekspresikan ‘jika saja tidak…’ Dalam bentuk kalimat negatif, struktur kalimatnya tidak banyak berubah dari kalimat positif. Kamu cukup menambahkan ‘not’ atau ‘tidak’ setelah kata would atau should. Jika dituliskan menjadi seperti di bawah ini:
Subject + would/should + not + have + past participle (verb 3)
Contoh kalimat:
He should not have been happy. (Dia tidak seharusnya sudah bahagia.)
She would not have become a singer. (Dia tidak seharusnya sudah menjadi seorang penyanyi.)
Alex should not have worked for his father. (Alex tidak seharusnya sudah bekerja untuk ayahnya.)
Rumus Bentuk Kalimat Interogatif/Tanya
Tenses ini juga bisa kamu ubah ke dalam bentuk kalimat interogatif atau kalimat tanya. Strukturnya bisa kamu lihat dari penjabaran di bawah ini:
Would/Should + Subject + have + Past participle (verb 3)
Contoh kalimat:
Should he have been happy? (Haruskah dia sudah bahagia?)
Would she become a singer? (Haruskah dia sudah menjadi seorang penyanyi?)
Should Alex have worked for his father? (Haruskah Alex sudah bekerja untuk ayahnya?)
Pada struktur di atas, kamu bisa melihat bahwa past participle atau verb 3 memegang peranan penting dalam kalimat. Perlu kamu ketahui bahwa dalam past future perfect tense hanya menggunakan kata kerja bentuk ketiga atau past participle, bukan verb 1 maupun verb 2.
Rumus dan contoh diatas sangat berbeda dengan bentuk future continuous tense. Oleh sebab itu, Anda juga harus mempelajari hal ini dengan baik dan mendalam untuk meningkatkan kemampuah bahasa inggris Anda.
Past Future Perfect Pada Kalimat Aktif dan Pasif
Pada tenses ini juga dikenal kalimat aktif dan juga passive voice atau kalimat pasif. Struktur kalimat aktif sudah kita pelajari di atas. Agar lebih mudah dipahami maka akan dijelaskan dengan menggunakan contoh kalimat sederhana seperti di bawah ini:
Contoh kalimat aktif:
Erica would have bought the books last month.
Contoh kalimat pasif:
The books would have been bought by Erica last month.
Ciri-Ciri Kalimat Past Future Perfect Tense
Saat kamu menjumpai sebuah kalimat bahasa Inggris, akan mudah untuk mengetahui jika kalimat tersebut merupakan past future perfect atau bukan. Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah melihat strukturnya.
Ciri yang paling jelas terlihat adalah kombinasi antara would/should bertemu dengan ‘have’ serta penggunaan past participle. Selain itu, juga adanya time signal yang sering kamu jumpai dalam struktur kalimat ini, antara lain adalah:
- … at seven thirty yesterday. (pukul setengah delapan kemarin)
- … in June last year. (pada Juni tahun lalu)
- … on Monday last week. (pada Senin minggu lalu)
Adanya keterangan waktu tersebut menjelaskan bahwa kejadian yang diceritakan tidak benar-benar terjadi, atau hanya diandaikan terjadi di masa lampau. Dan ciri-ciri diatas berbeda dengan ciri yang ada dalam bentuk kalimat past future continuous tense.
Fungsi Kalimat Past Future Perfect Tense
Kalimat ini memiliki beberapa kegunaan di dalam bahasa Inggris, beberapa di antaranya adalah:
- Menjelaskan peristiwa yang akan sudah dilakukan di masa lalu atau lampau.
Untuk memahami lebih baik, maka kamu perlu melihat contohnya; Veronica would have left New York on May last year. Kalimat tersebut memiliki arti ‘Veronica seharusnya sudah meninggalkan New York pada bulan Mei tahun lalu’.
- Membuat sebuah pengandaian
Struktur ini bisa digunakan untuk mengekspresikan sebuah pengandaian. Contoh kalimat: I should have bought the tickets before they’re sold out. Arti dari kalimat tersebut adalah ‘Aku seharusnya sudah membeli tiket-tiket tersebut sebelum terjual habis’.
- Menceritakan kejadian di masa lampau yang seharusnya terjadi namun tidak terjadi
Kalimat ini merupakan conditional sentence tipe 3. Contoh yang bisa mudah kam pahami adalah: If you had slept enough, you would have woken up earlier. Kalimat tersebut memiliki arti ‘Jika saja kamu tidur cukup, maka kamu akan bangun lebih pagi’.
Contoh Past Future Perfect dalam Kalimat Verbal dan Nominal
Kalimat verbal merupakan kalimat yang menggunakan kata kerja, sedangkan kalimat nominal tidak menggunakan kata kerja.
Agar lebih mudah memahami, maka ada baiknya kamu mempelajari beberapa contoh past future perfect tense yang ada di bawah ini beserta artinya.
- Contoh 1 (nominal):
(+) I would have been married last year. (Saya seharusnya sudah menikah tahun lalu.)
(-) I would not have been married last year. (Saya tidak seharusnya sudah menikah tahun lalu.)
(?) Would I have been married last year? (Haruskah saya sudah menikah tahun lalu?)
- Contoh 2 (verbal):
(+) Tina should have applied that job in London. (Tina seharusnya sudah mendaftar pekerjaan itu di London.)
(-) Shina should not have applied that job in London. (Shina tidak seharusnya sudah mendaftar pekerjaan itu di London.)
(?) Should Yuna have applied that job in London? (Haruskah Yuna sudah mendaftar pekerjaan itu di London?)
- Contoh 3 (verbal):
(+) Alex should have worked for his father. (Alex seharusnya sudah bekerja untuk ayahnya.)
(-) Strix should not have worked for his father. (Strix tidak seharusnya sudah bekerja untuk ayahnya.)
(?) Should Victor have worked for his father? (Haruskah Victor sudah bekerja untuk ayahnya?)
- Contoh 4 (verbal):
(+) She would have become a singer. (Dia seharusnya sudah menjadi seorang penyanyi.)
(-) She would not have become a singer. (Dia tidak seharusnya sudah menjadi seorang penyanyi.)
(?) Would she become a singer? (Haruskah dia sudah menjadi seorang penyanyi?)
- Contoh 5 (nominal):
(+) He should have been happy. (Dia seharusnya sudah bahagia.)
(-) He should not have been happy. (Dia tidak seharusnya sudah bahagia.)
(?) Should he have been happy? (Haruskah dia sudah bahagia?)
Contoh kalimat dalam bentuk tenses ini tidak terlalu banyak ditemukan dalam berbagai jenis teks bahasa inggris. Namun, tidak ada salahnya untuk mempelajari hal ini.
Setelah kamu membaca dan memahami struktur kalimat dan contoh soal yang sudah dijabarkan di atas, maka seharusnya kamu sudah cukup memahami tentang tenses ini.
Sekarang saatnya kamu mengembangkan pemahamanmu tentang past future perfect tense dengan berlatih membuat kalimatmu sendiri!